Senin, 24 Januari 2011

35,7% Anak Indonesia Tergolong Pendek


Indonesia menghadapi masalah gizi, baik kurang maupun kelebihan gizi
Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih menekankan, permasalahan gizi merupakan ancaman sekaligus tantangan serius bagi bangsa Indonesia ke depan.

Berdasarkan riset kesehatan dasar 2010, diketahui bahwa masalah gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih, terjadi di berbagai strata masyarakat, di semua tingkat ekonomi, pendidikan, desa-kota, dan lain sebagainya.

Prevalensi balita gizi lebih besarannya hampir sama dengan balita kurus. "Sebanyak 14 persen balita termasuk gizi lebih, di mana besarannya ini hampir sama dengan balita kurus," kata Endang dalam acara Peringatan Hari Gizi di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa 25 Januari 2011.

Berdasarkan analisis lebih lanjut, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan prevalensi balita gizi lebih pada keluarga yang termiskin (13,7persen) dengan keluarga terkaya (14 persen). Demikian pula tidak terdapat perbedaan prevalensi menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan orang tua.

Hasil riset kesehatan dasar 2010 itu, lanjut Endang, juga menunjukkan masalah lain dimana 35,7 persen anak-anak Indonesia tergolong pendek.

"Inilah tantangan masalah gizi ke depan. Kita akan menghadapi masalah-masalah gizi kurang terutama yang kronis dan akut pada beberapa kelompok masyarakat."

"Di sisi lain kita juga harus segera memerangi masalah gizi lebih yang sampai saat ini merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit degeneratif," kata Bu Menkes.

Untuk menanggulanginya menjadi tanggung jawab banyak pihak, tidak hanya pemerintah semata. Sebab, masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat.

Menurut Endang, bila gizi seimbang diterapkan oleh segenap masyarakat maka seharusnya masalah gizi kurang itu bisa dihindari dan bahkan masalah gizi lebih bisa dicegah.

Menkes lalu memaparkan rencana pemerintah dalam pembangunan nasional yang menetapkan tiga strategi dasar perbaikan gizi masyarakat. Yakni, pendidikan gizi, mendorong peningkatan mutu pangan, dan meningkatkan cakupan mutu layanan kesehatan bagi masyarakat. (umi)
• Sumber : VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...