Kamis, 07 April 2011

Al Imam Ali Zaenal Abidin ra


Zaindari kiri ke kanan : Imam Hasan ra, Imam Zaenal AbidinImam Muhammad Al Baqir, Imam Ja’far Shodiq
Beliau adalah Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau dijuluki dengan julukan Abal Hasan atau Abal Husain. Beliau juga dijuluki dengan As-Sajjad (orang yang ahli sujud).
Beliau adalah seorang yang ahli ibadah dan panutan penghambaan dan ketaatan kepada Allah. Beliau meninggalkan segala sesuatu kecuali Tuhannya dan berpaling dari yang selain-Nya, serta yang selalu menghadap-Nya. Hati dan anggota tubuhnya diliputi ketenangan karena ketinggian makrifahnya kepada Allah, rasa hormatnya dan rasa takutnya kepada-Nya. Itulah sifat-sifat beliau, Al-Imam Ali Zaenal Abidin.

Beliau dilahirkan di kota Madinah pada tahun 33 H, atau dalam riwayat lain ada yang mengatakan 38 H. Beliau adalah termasuk generasi tabi’in. Beliau juga seorang imam agung. Beliau banyak meriwayatkan hadits dari ayahnya (Al-Imam Husain), pamannya Al-Imam Hasan, Jabir, Ibnu Abbas, Al-Musawwir bin Makhromah, Abu Hurairah, Shofiyyah, Aisyah, Ummu Kultsum, serta para ummahatul mukminin/isteri-isteri Nabi SAW (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau, Al-Imam Ali Zaenal Abidin, mewarisi sifat-sifat ayahnya (semoga Allah meridhoi keduanya) di didalam ilmu, zuhud dan ibadah, serta mengumpulkan keagungan sifatnya pada dirinya di dalam setiap sesuatu.
Berkata Yahya Al-Anshari, “Dia (Al-Imam Ali) adalah paling mulianya Bani Hasyim yang pernah saya lihat.” Berkata Zuhri, “Saya tidak pernah menjumpai di kota Madinah orang yang lebih mulia dari beliau.” Hammad berkata, “Beliau adalah paling mulianya Bani Hasyim yang saya jumpai terakhir di kota Madinah.” Abubakar bin Abi Syaibah berkata, “Sanad yang paling dapat dipercaya adalah yang berasal dari Az-Zuhri dari Ali dari Al-Husain dari ayahnya dari Ali bin Abi Thalib.”
Kelahiran beliau dan Az-Zuhri terjadi pada hari yang sama. Sebelum kelahirannya, Nabi SAW sudah menyebutkannya. Beliau shalat 1000 rakaat setiap hari dan malamnya. Beliau jika berwudhu, pucat wajahnya. Ketika ditanya kenapa demikian, beliau menjawab, “Tahukah engkau kepada siapa aku akan menghadap?.” Beliau tidak suka seseorang membantunya untuk mengucurkan air ketika berwudhu. Beliau tidak pernah meninggalkan qiyamul lail, baik dalam keadaan di rumah ataupun bepergian. Beliau memuji Abubakar, Umar dan Utsman (semoga Allah meridhoi mereka semua). Ketika berhaji dan terdengar kalimat, “Labbaikallah…,” beliau pingsan.
Suatu saat ketika beliau baru saja keluar dari masjid, seorang laki-laki menemuinya dan mencacinya dengan sedemikian kerasnya. Spontan orang-orang di sekitarnya, baik budak-budak dan tuan-tuannya, bersegera ingin menghakimi orang tersebut, akan tetapi beliau mencegahnya. Beliau hanya berkata, “Tunggulah sebentar orang laki-laki ini.” Sesudah itu beliau menghampirinya dan berkata kepadanya, “Apa yang engkau tidak ketahui dari diriku lebih banyak lagi. Apakah engkau butuh sesuatu sehingga saya dapat membantumu?.” Orang laki-laki itu merasa malu. Beliau lalu memberinya 1000 dirham. Maka berkata laki-laki itu, “Saya bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar cucu Rasulullah.”
Beliau berkata, “Kami ini ahlul bait, jika sudah memberi, pantang untuk menginginkan balasannya.” Beliau sempat hidup bersama kakeknya, Al-Imam Ali bin Abi Thalib, selama 2 tahun, bersama pamannya, Al-Imam Hasan, 10 tahun, dan bersama ayahnya, Al-Imam Husain, 11 tahun (semoga Allah meridhoi mereka semua).
Beliau setiap malamnya memangkul sendiri sekarung makanan diatas punggungnya dan menyedekahkan kepada para fakir miskin di kota Madinah. Beliau berkata, “Sesungguhnya sedekah yang sembunyi-sembunyi itu dapat memadamkan murka Tuhan.” Muhammad bin Ishaq berkata, “Sebagian dari orang-orang Madinah, mereka hidup tanpa mengetahui dari mana asalnya penghidupan mereka. Pada saat Ali bin Al-Husain wafat, mereka tak lagi mendapatkan penghidupan itu.”
Beliau jika meminjamkan uang, tak pernah meminta kembali uangnya. Beliau jika meminjamkan pakaian, tak pernah meminta kembali pakaiannya. Beliau jika sudah berjanji, tak mau makan dan minum, sampai beliau dapat memenuhi janjinya. Ketika beliau berhaji atau berperang mengendarai tunggangannya, beliau tak pernah memukul tunggangannya itu. Manaqib dan keutamaan-keutamaan beliau tak dapat dihitung, selalu dikenal dan dikenang, hanya saja kami meringkasnya disini. Beliau meninggal di kota Madinah pada tanggal 18 Muharrom 94 H, dan disemayamkan di pekuburan Baqi’, dekat makam dari pamannya, Al-Imam Hasan, yang disemayamkan di qubah Al-Abbas. Beliau wafat dengan meninggalkan 11 orang putra dan 4 orang putri. Adapun warisan yang ditinggalkannya kepada mereka adalah ilmu, kezuhudan dan ibadah.
Radhiyallohu anhu wa ardhah…
[Disarikan dari Syarh Al-Ainiyyah, Nadzm Sayyidina Al-Habib Al-Qutub Abdullah bin Alwi Alhaddad Ba'alawy, karya Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba'alawy]
dari : yarasulullah

Al Imam Muhammad bin Ali Zaenal Abidin RA


Zain
dari kiri ke kanan : Imam Hasan ra, Imam Zainal Abidin, Imam Muhammad Al Baqir, Imam Ja’far Shodiq
Beliau adalah Al-Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Digelari Al-Baqir (yang membelah bumi) karena kapasitas keilmuan beliau yang begitu mendalam sehingga diibaratkan dapat membelah bumi dan mengeluarkan isinya yang berupa pengetahuan-pengetahuan. Nama panggilan beliau adalah Abu Ja’far.

Al-Imam Ibnu Al-Madiny meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah (semoga Allah meridhoi mereka berdua) bahwasannya Jabir berkata kepada Imam Muhammad Al-Baqir yang pada waktu itu masih kecil, “Rasulullah SAW mengirimkan salam untukmu.” Beliau bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?.” Jabir menjawab, “Pada suatu hari saya sedang duduk bersama Rasulullah SAW, sedangkan Al-Husain (cucu beliau) lagi bermain-main di pangkuan beliau. Kemudian Rasulullah SAW berkata, ‘Pada suatu saat nanti, dia (yaitu Al-Husain) akan mempunyai seorang putra yang bernama Ali (Zainal Abidin). Jika hari kiamat datang, akan terdengar seruan, ‘Berdirilah wahai pemuka para ahli ibadah.’ Maka kemudian putranya (yaitu Ali-Zainal Abidin) itu akan bangun. Kemudian dia (yaitu Ali Zainal Abidin) akan mempunyai seorang putra yang bernama Muhammad. Jika engkau sempat menjumpainya, wahai Jabir, maka sampaikan salam dariku.’ “
Beliau, Muhammad Al-Baqir, adalah keturunan Rasul SAW dari jalur ayah dan ibu. Beliau adalah seorang yang berilmu luas. Namanya menyebar seantero negeri. Ibu beliau adalah Ummu Abdullah, yaitu Fatimah bintu Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau dilahirkan di kota Madinah pada hari Jum’at, 12 Safar 57 H, atau 3 tahun sebelum gugurnya ayahnya, Al-Imam Al-Husain.
Dari sebagian kalam mutiara beliau adalah, “Tidaklah hati seseorang dimasuki unsur sifat sombong, kecuali akalnya akan berkurang sebanyak unsur kesombongan yang masuk atau bahkan lebih.” “Sesungguhnya petir itu dapat menyambar seorang mukmin atau bukan, akan tetapi tak akan menyambar seorang yang berdzikir.” “Tidak ada ibadah yang lebih utama daripada menjaga perut dan kemaluan.” “Seburuk-buruknya seorang teman itu adalah seseorang yang hanya menemanimu ketika kamu kaya dan meninggalkanmu ketika kamu miskin.” “Kenalkanlah rasa kasih-sayang di dalam hati saudaramu dengan cara engkau memperkenalkannya dulu di dalam hatimu.” Beliau jika tertawa, beliau berkata, “Ya Allah, janganlah Engkau timpakan murka-Mu kepadaku.” Beliau adalah seorang yang mencintai dua orang yang agung, yaitu Abubakar dan Umar (semoga Allah meridhoi mereka berdua). Diantara kalam mutiara beliau yang lain, saat beliau berkata kepada putranya, “Wahai putraku, hindarilah sifat malas dan bosan, karena keduanya adalah kunci setiap keburukan. Sesungguhnya engkau jika malas, maka engkau akan banyak tidak melaksanakan kewajiban. Jika engkau bosan, maka engkau tak akan tahan dalam menunaikan kewajiban.” Di antara kalam mutiara beliau yang lain, “Jika engkau menginginkan suatu kenikmatan itu terus padamu, maka perbanyaklah mensyukurinya. Jika engkau merasa rezeki itu datangnya lambat, maka perbanyaklah istighfar. Jika engkau ditimpa kesedihan, maka perbanyaklah ucapan ‘Laa haula wa laa quwwata illaa billah’. Jika engkau takut pada suatu kaum, ucapkanlah, ‘Hasbunallah wa ni’mal wakiil’. Jika engkau kagum terhadap sesuatu, ucapkanlah, ‘Maa syaa’allah, laa quwwata illaa billah’. Jika engkau dikhianati, ucapkanlah, ‘Wa ufawwidhu amrii ilaallah, innaallaha bashiirun bil ‘ibaad’. Jika engkau ditimpa kesumpekan, ucapkanlah, ‘Laa ilaaha illaa Anta, Subhaanaka innii kuntu minadz dzolimiin.’ “
Beliau wafat di kota Madinah pada tahun 117 H (dalam riwayat lain 114 H atau 118 H) dan disemayamkan di pekuburan Baqi’, tepatnya di qubah Al-Abbas disamping ayahnya. Beliau berwasiat untuk dikafani dengan qamisnya yang biasa dipakainya shalat. Beliau meninggalkan beberapa orang anak, yaitu Ja’far, Abdullah, Ibrahim, Ali, Zainab dan Ummu Kultsum. Putra beliau yang bernama Ja’far dan Abdullah dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Farwah bintu Qasim bin Muhammad bin Abubakar Ash-Shiddiq.
Radhiyallohu anhu wa ardhah…
[Disarikan dari Syarh Al-Ainiyyah, Nadzm Sayyidina Al-Habib Al-Qutub Abdullah bin Alwi Alhaddad Ba'alawy, karya Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba'alawy

Sabtu, 02 April 2011

BIOGRAFI KH. ACHMAD CHALWANI (Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo)


BIOGRAFI KH. ACHMAD CHALWANI
·     Nama : KH. ACHMAD CHALWANI
·     Tempat./Tgl. Lahir : Purworejo, 19 Desember 1954
·     Status : Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo Jateng
·     Istri : SITI SA’ADAH Binti KH. ACHMAD ABDUL HAQ DALHAR Watucongol Muntilan Magelang
·     Anak :
1.   Hj. ASHFA KHOIRUN NISA’
2.   M. KHOIRUL FATA (Alm)
3.   SALIK IQTAFA
·     Pendidikan :
1.   SDN Gintungan Gebang Purworejo Jawa Tengah Lulus Tahun 1968
2.   PGA Ma’arif Berjan Purworejo, Lulus Tahun 1971
3.   MTs Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo Kediri Jawa Timur, Lulus Tahun 1973
4.   Madrasah Aliyah Hidayatul Mubtadi-ien, Lirboyo Kediri Jawa Timur, Lulus Tahun 1976
5.   Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta, Lulus Tahun 2001
6.   Pendidikan Non Formal : 1. Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo
7.   Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta
8.   Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur
9.   Pondok Pesantren Olak Alung Ngunut Tulung Agung
·     Pengalaman Organisasi :
1.    Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi Purworejo
2.    Ketua Yayasan Pengembangan Pondok Pesantren Roudlotut Thullab Berjan Gebang Purworejo
3.    Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Gebang Purworejo
4.    Rois Syu’biyyah Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah Kab. Purworejo
5.    Mudir Tsani Idaroh Wustho Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah Jawa Tengah
6.    Ketua Dewan Penasehat SMK NU Gebang, SMU Sultan Agung Purworejo, SMP Islam Berjan Purworejo
7.    Pembina MA, MTs An-Nawawi dan STAI An-Nawawi Purworejo
8.    Penasehat GNOTA (Gerakan Nasioanl Orang Tua Asuh) Kab. Purworejo
9.    Anggota DPD RI Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2004-2009
10.  Ketua IPNU Ranting PGA Ma’arif Berjan Purworejo
11.  Anggota PMII Komisariat Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Tribakti Lirboyo Kediri
12.  Ketua Himpunan Santri Magelang di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur
13.  Pengurus Anshor Kotamadya Kediri Jawa Timur
14.  Rois Syuriah NU MWC Gebang Purworejo Jawa Tengah
15.  Penasehat IPNU Cab. Purworejo
16.  Bagian Da’wah NU Cab. Purworejo Jawa Tengah
17.  Rois Syuriah NU Cab. Purworejo Jawa Tengah ( 2 periode )
18.  Anggota Pengurus Pusat RMI (Robithoh Ma’hadil Islam / Persatuan Pondok Pesantren Seluruh Indonesia)
19.  Ketua Himpunan Alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Kab. Purworejo
20.  Ketua Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) DIY, Kedu dan Banyumas
21.  Wakil Rois Syuriyyah PWNU Jateng

Harapan Untuk Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
a.     Harapan Jangka Panjang
Semua komponen bangsa agar bersatu padu dan bahu membahu guna mewujudkan Indoesia yang maju dan dan diperhitungkan dalam kancah percaturan bangsa-bangsa khususnya dalam menghadapi era globalisasi yang berjalan saat ini.
b.     Harapan Jangka Pendek
Melihat kondisi bangsa yang sedang mengalami banyak ujian, maka pemerintah harus bersikap professional dan berupaya secara sungguh-sungguh untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta harus mampu menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (clean governent dan good goverment).
Motto Dan Filosofi
Moto       : Hidup untuk beribadah
Filosofi   : Menjadi hamba Allah yang diridloi di dunia dan akhirat dan bermanfa’at bagi sesama umat
PESAN UNTUK GENERASI MUDA
Pemuda adalah harapan bangsa yang harus siap menerima estafet dan mengambil alih kepemipinan di masa depan dengan mempersiapkan serta membekali dirinya dengan Ilmu dan Taqwa kepada Allah SWT.
Pemuda harup tanggap dengan membekali dirinya dengan memiliki kemampuan ilmu di segala bidang dengan selalu bersungguh memanfaatkan waktu mudanya untuk belajar, karena tanpa kesungguhan dan perjuangan mustahil seorang pemuda akan menjadi pemimpin yang tangguh di masa depan.
Sumber: dok. PP An-Nawawi Berjan Purworejo

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...